Minggu, 14 Oktober 2012

Tuntutan Kemandirian Alutsista

12/10/2012 Jakarta - Dihadapkan dengan alokasi anggaran Negara untuk pemenuhan kebutuhan pokok minimal sampai tahun 2014, maka pemenuhan Alutsista (Alat Utama Sistem Senjata) untuk TNI secara mandiri perlu diprioritaskan. Fokus pengembangan Alutsista dalam negeri untuk memenuhi berbagai kebutuhan persenjataan dalam negeri mendesak untuk direalisasikan. Karena kondisi riil alokasi anggaran yang tersedia, tidak memungkinkan jika kita hanya mengandalkan Alutsista buatan luar negeri. Harus kita sadari bahwa kondisi Alutsista yang memadai baik dari segi kualitas dan kuantitas di samping sebagai show of force, juga merupakan sebuah tuntutan yang melekat kuat dalam sistem pertahanan negara dan bahkan menjadi syarat mutlak dalam melakukan diplomasi internasional. Sehebat apapun cara kita berdiplomasi dengan negara lain, tanpa didukung kekuatan pertahanan negara yang kuat, maka kita akan cenderung diremehkan oleh bangsa lain. Apalagi sampai saat ini, belum ada kekuatan lain yang bisa menopang kewibawaan negara dan mampu menaikkan bargaining power, selain kondisi pertahanan negara yang kuat.Belajar dari pengalaman masa lalu, ketika kita lebih banyak menggantungkan Alutsista buatan asing, ternyata begitu negara pemasok alutsista melakukan embargo , maka kita kalang kabut, akibat ketiadaan suku cadang. Oleh karena itu, Bangsa Indonesia secara bertahap harus berani mengurangi ketergantungan dan hanya mengandalkan Alutsista produk asing, serta menuju pada kemandirian Alutsista produk dalam negeri. Meskipun kita tidak bisa mandiri sepenuhnya, dalam arti melengkapi seluruh Alutsista buatan dalam negeri, terutama jenis alutsista yang memang belum dapat di produksi dalam negeri, tetapi secara bertahap kita harus meminimalkan pengadaan Alutsista produk luar negeri.Sudah waktunya bangsa ini memiliki kemandirian dalam pengadaan Alutsista. Apalagi kita telah memiliki sejumlah BUMN industri strategis dalam negeri seperti PT Dirgantara Indonesia, PT PAL, PT Pindad, PT LEN, PT Inti Komunikasi, yang semuanya telah siap dan berkomitmen untuk mendukung kepentingan TNI dalam rangka mewujudkan kemandirian di bidang Alutsista.Komitmen untuk memprioritaskan produk alutsista dalam negeri, dengan memberdayakan industri pertahanan dalam negeri dan BUMN industri strategis harus menjadi tekad kita semua. Yang masih harus menjadi perhatian kita bersama adalah upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia dalam penguasaan teknologi yang terkait dengan industri pertahanan serta mendorong para tenaga ahli kita yang masih bekerja di industri strategis asing untuk kembali ke tanah air. Dengan demikian, pertahanan kita akan semakin kuat dan sekaligus kita mampu mandiri dalam industri pertahanan. Karena itu kita berharap pembangunan pertahanan negara yang kuat harus dibarengi dengan pemenuhan kebutuhan Alutsista yang memadai.



Foto: Astros II Mk 6 MLRS Multi Kaliber Siap Perkuat Armed TNI
10/10/2012

PADA tanggal 5 Oktober lalu bertepatan dengan HUT TNI yang ke-67 dilangsungkan parade militer dan defile dimana publik dapat melihat tampilnya dua kendaraan peluncur roket multi laras baru buatan Brazil. Kendaraan ini telah didatangkan ke Jakarta yang selanjutnya dipamerkan di lapangan Monas.

Avibras Astros II Mk 6  waktu perakitan (Foto Formil Kaskus)

Kendaraan buatan Avibras Aerospacial Brazil ini mempunyai nama ASTROS (Area Saturation Rocket System), diproduksi pertama kali pada tahun 1983 dan terus dikembangkan sampai sekarang. Serie yang dipilih Indonesia adalah dari tipe II dan generasi ke-6 (Astros II Mk 6). Sistem senjata ini mempunyai jangkauan jarak tembak hingga 85 kilometer.

Dengan anggaran senilai 405 juta dolar dan pola pembelian secara G to G maka TNI AD bisa mendapatkan 2 1/3 batalyon atau 42 unit peluncur roket multi laras sekaligus multi kaliber Astros II Mk 6. Pilihan terhadap Astros ini akan membawa lompatan yang besar pada kemampuan batalyon roket TNI AD, sebelumnya TNI AD mengoperasikan peluncur roket M-51 kaliber 130mm buatan Cekoslowakia yang mempunyai jarak jangkau tembakan 8 km.

Ada 4 tipe roket/munisi yang siap digunakan untuk Astros II, masing-masing S-30, S-40, S-60, dan S-80. Dalam tahap awal munisi yang akan digunakan oleh TNI AD adalah S-80 yang mempunyai kaliber 300 mm dan jangkauan tembak hingga 85 km. Daya hancur yang ditimbulkan dari 1 munisi saja adalah area seluas 400mx550m, bisa dibayangkan daya hancur yang ditimbulkan jika 1 kendaraan Astros dapat membawa 4 munisi tersebut. Tipe S-80 ini terdiri dari 52 submunisi tipe tandan/cluster anti personil dan anti material dengan kecepatan tembak salvo 16 detik. Tiap submunisi memiliki radius efektif 52m dan daya tembus baja hingga 200mm serta dilengkapi alat penghancur sendiri (self destruction device).

Selain munisi tipe tersebut, untuk sarana latihan akan menggunakan munisi SS-09 berkaliber 70mm dan jangkauan tembak maksimal 10 km dengan jumlah laras 32 buah. Penggunaan munisi latihan ini akan lebih praktis karena pada prakteknya akan muncul kesulitan untuk mencari lokasi latihan yang steril dari penduduk dengan jarak paling tidak 100 km.

Sistem pengisian ulang (reloading) munisi Astros ini sangatlah mudah, untuk satu set munisi yang dibawa oleh satu kendaraan Astros hanya dibutuhkan waktu 8 hingga 12 menit saja.

Astros MLRS menggunakan platform kendaraan Tatra 6x6 yang telah dimodifikasi dengan penggunaan pelat baja sehingga awak kabinnya terlindung dari  tembakan hingga kaliber 7,62 mm. Kendaraan ini juga dilengkapi dengan pelontar tabir asap dan senapan mesin berat kaliber 12,7 mm. Kendaraan munisi dan bengkel lapangan dapat juga difungsikan sebagai peluncur roket (interchangeable) karena di dalam kabinnya telah dilengkapi dengan komputer penembakan. Kendaraan peluncur roket itu sendiri dioperasikan oleh empat orang.


Berat kosong kendaraan ini hanya 24 ton, bahkan dengan ukuran panjang 9,9 m, lebar 2,8 m, dan tinggi 3,2 m memungkinkan Astros untuk dapat dengan mudah diangkut oleh pesawat sekelas C-130 Hercules, hal ini akan memudahkan Astros untuk disebar di daerah konflik yang lokasinya relatif jauh dari markasnya. Kendaraan Astros ini juga dapat dipacu hingga kecepatan 100 km/jam dengan daya jelajah hingga 600 km.

Belum jelas kendaraan apa saja yang akan dibeli menyertai Astros MLRS ini, yang jelas dalam sistem Astros II secara lengkap terdiri dari beberapa kendaraan : Universal Multiple Launcher (AV-LMU), Ammunition Supply Vehicle (AV-RMD), Command and Control Vehicle/Fire Control Unit (AV-VCC), Optional Electronic Fire Control Unit (AV-UCF), dan Mobile Workshops (untuk perbaikan di lapangan).

Negara lain di kawasan yang mengoperasikan Astros MLRS adalah Malaysia, berbeda dengan Indonesia tipe yang dimiliki Malaysia adalah serie Astros II Mk 5. Malaysia pada tahun 2000 telah membeli Astros pada batch pertama sebanyak 18 unit dan diikuti dengan pesanan lanjutan pada batch kedua sebanyak 18 unit.

Pembelian Astros MLRS ini akan melengkapi modernisasi alutsista TNI AD yang akan tampil semakin gahar dengan alutsista lainnya yang cukup mumpuni yaitu Caesar SPH 155mm, MBT Leopard dan heli serang Apache.

1 komentar: